Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata)
Warna hitam pada bunga itu sendiri menjadi keunikan, begitu pula pada 
tanaman anggrek. Karena bunganya yang berwarna hitam, maka disebutlah 
anggrek hitam. 
Di Indonesia, anggrek hitam dapat ditemukan di pulau Kalimantan dan 
Sumatera. Bagi Provinsi Kalimantan Timur, anggrek hitam merupakan maskot
 kebanggaan. Selain di Indonesia, anggrek hitam juga ditemukan di Pulau 
Samar dan Pulau Luzon (Fillipina), Mindanao serta di Semenanjung Malaya.
 Anggrek hitam termasuk pada famili Orchidaceae dan genus Coelogyne.
Di Indonesia sendiri, keberadaan anggrek hitam di habitat alamunya sudah
 jarang ditemukan. Untuk itu, pemerintah memutuskan bahwa anggrek hitam 
merupakan salah satu spesies anggrek yang dilindungi. Hal ini tercantum 
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 Tahun 1999 pada 
tanggal 27 Januari 1999. Meskipun demikian, para kolektor anggrek, masih
 memperjualbelikan anggrek ini, karena memang anggrek ini memiliki 
komersilitas yang tinggi.
Anggrek ini  memiliki labellum berwarna hitam dengan sedikit garis-garis
 hijau dan berbulu. Oleh sebeb itulah, anggrek ini disebut dengan 
anggrek hitam atau Black Orchid atau Kersik Luai (nama lokal). Anggrek 
hitam merupakan tanaman epifit yang menempel pada pohon-pohon tua yang 
tumbuh di daerah pantai atau rawa.
Anggrek hitam merupakan anggrek yang pertumbuhannya optimal jika ditanam
 pada dataran rendah dengan sinar matahari penuh. Terutama daerah 
pantai, rawa atau sungai-sungai di hutan basah. Namun demikian, anggrek 
hitam masih dapat tumbuh pada tempat dengan ketinggian 1000-1500 m dpl. 
Kelembaban yang dikehendaki tanaman anggrek hitam ini adalah 60-85%.
Coelogyne pandurata merupakan anggrek simpodial dengan pertumbuhan 
batang yang terbatas. Anggrek hitam akan tumbuh berumpun, dan 
masing-masing tanaman dalam rumpunnya membentuk akar tinggal (rhizome) 
yang saling menghubungkan antar tanaman. Dari rhizome ini akan muncul 
tunas baru yang muncul ke atas dan menggelembung pada bagian batangnya.
Batang yang menggelembung tersebut menyerupai umbi dan disebut dengan 
umbi semu (pseudobulbs). Fungsinya adalah sebagai penyimpan air dan 
cadangan makanan. Batangnya berbentuk bulat panjang, pipih dengan 
panjang mencapai 10-15 cm. 
Daun pada Coelogyne pandurata ini berbentuk lonjong menyerupai daun pada
 tunas kelapa berwarna hijau. Rata-rata daun memiliki panjang 40-50 cm 
dan lebar 2-10 cm. Anggrek hitam biasa berbunga pada bulan Maret-Juni 
dengan bau yang cukup harum. Anggrek ini mempunyai labellum berwarna 
hitam dengan sedikit garis berwarna hijau dan berbulu serta mempunyai 
sepal dan petal yang berwarna hijau tua.
Setiap tangkai bunga terdapat lebih dari 14 kuntum bunga, dengan 
diameter sekitar 10 cm. kelopak bunga berbentuk lanset, melancip, 
berwarna hjau muda, dengan panjang 5-6 cm dan lebar 2-3 cm. Mahkota 
bunga berwarna hijau muda dendan bibir yang menyerupai biola, berbentuk 
lanset, melancip dan di tengahnya terdapat 1 alur dengan pinggiran yang 
mengeriting berwarna hitam atau cokelat tua.
Buah yang telah matang berbentuk jorong dengan panjang ±7 cm dan lebar 
2-3 cm. dari sekian banyak bunga yang mekar, hanya sedikit yang dapat 
menghasilkan buah. Selain dengan biji, anggrek hitam juga dapat 
diperbanyak menggunakan umbi yang telah dipisahkan.
Jadi, meskipun berwarna hitam, anggrek ini justru sangat diminati oleh 
kolektor-kolektor anggrek, terutama di Indonesia. Demikian, semoga 
bermanfaat. 
 
 
 
Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata)
Warna hitam pada bunga itu sendiri menjadi keunikan, begitu pula pada 
tanaman anggrek. Karena bunganya yang berwarna hitam, maka disebutlah 
anggrek hitam. 
Di Indonesia, anggrek hitam dapat ditemukan di pulau Kalimantan dan 
Sumatera. Bagi Provinsi Kalimantan Timur, anggrek hitam merupakan maskot
 kebanggaan. Selain di Indonesia, anggrek hitam juga ditemukan di Pulau 
Samar dan Pulau Luzon (Fillipina), Mindanao serta di Semenanjung Malaya.
 Anggrek hitam termasuk pada famili Orchidaceae dan genus Coelogyne.
Di Indonesia sendiri, keberadaan anggrek hitam di habitat alamunya sudah
 jarang ditemukan. Untuk itu, pemerintah memutuskan bahwa anggrek hitam 
merupakan salah satu spesies anggrek yang dilindungi. Hal ini tercantum 
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 Tahun 1999 pada 
tanggal 27 Januari 1999. Meskipun demikian, para kolektor anggrek, masih
 memperjualbelikan anggrek ini, karena memang anggrek ini memiliki 
komersilitas yang tinggi.
Anggrek ini  memiliki labellum berwarna hitam dengan sedikit garis-garis
 hijau dan berbulu. Oleh sebeb itulah, anggrek ini disebut dengan 
anggrek hitam atau Black Orchid atau Kersik Luai (nama lokal). Anggrek 
hitam merupakan tanaman epifit yang menempel pada pohon-pohon tua yang 
tumbuh di daerah pantai atau rawa.
Anggrek hitam merupakan anggrek yang pertumbuhannya optimal jika ditanam
 pada dataran rendah dengan sinar matahari penuh. Terutama daerah 
pantai, rawa atau sungai-sungai di hutan basah. Namun demikian, anggrek 
hitam masih dapat tumbuh pada tempat dengan ketinggian 1000-1500 m dpl. 
Kelembaban yang dikehendaki tanaman anggrek hitam ini adalah 60-85%.
Coelogyne pandurata merupakan anggrek simpodial dengan pertumbuhan 
batang yang terbatas. Anggrek hitam akan tumbuh berumpun, dan 
masing-masing tanaman dalam rumpunnya membentuk akar tinggal (rhizome) 
yang saling menghubungkan antar tanaman. Dari rhizome ini akan muncul 
tunas baru yang muncul ke atas dan menggelembung pada bagian batangnya.
Batang yang menggelembung tersebut menyerupai umbi dan disebut dengan 
umbi semu (pseudobulbs). Fungsinya adalah sebagai penyimpan air dan 
cadangan makanan. Batangnya berbentuk bulat panjang, pipih dengan 
panjang mencapai 10-15 cm. 
Daun pada Coelogyne pandurata ini berbentuk lonjong menyerupai daun pada
 tunas kelapa berwarna hijau. Rata-rata daun memiliki panjang 40-50 cm 
dan lebar 2-10 cm. Anggrek hitam biasa berbunga pada bulan Maret-Juni 
dengan bau yang cukup harum. Anggrek ini mempunyai labellum berwarna 
hitam dengan sedikit garis berwarna hijau dan berbulu serta mempunyai 
sepal dan petal yang berwarna hijau tua.
Setiap tangkai bunga terdapat lebih dari 14 kuntum bunga, dengan 
diameter sekitar 10 cm. kelopak bunga berbentuk lanset, melancip, 
berwarna hjau muda, dengan panjang 5-6 cm dan lebar 2-3 cm. Mahkota 
bunga berwarna hijau muda dendan bibir yang menyerupai biola, berbentuk 
lanset, melancip dan di tengahnya terdapat 1 alur dengan pinggiran yang 
mengeriting berwarna hitam atau cokelat tua.
Buah yang telah matang berbentuk jorong dengan panjang ±7 cm dan lebar 
2-3 cm. dari sekian banyak bunga yang mekar, hanya sedikit yang dapat 
menghasilkan buah. Selain dengan biji, anggrek hitam juga dapat 
diperbanyak menggunakan umbi yang telah dipisahkan.
 
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4132845274726674692#editor/target=post;postID=1512201485873711611
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar